Minggu, 22 Agustus 2010

KERAJAAN TARUMANEGARA


<blockquote>

Raja kerajaan Tarumanegara yang paling terkenal adalah Purnawarman, terbukti namanya banyak tersebut pada prasasti-prasasti Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M pada masa pemerintahan raja Purnawarman. Letak kerajaan Tarumanegara adalah di Jawa Barat, terbukti dari 7 prasasti yang terdapat di Jawa Barat.  Salah satunya adalah Prasasti Ciarunteun atau Prasasti Ciampea yang ditemukan di tepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisaden,Bogor. Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari empat baris syair. Selain itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki raja Purnawarman. Sepasang telapak kaki itu mempunyai dua arti,yaitu: cap telapak kaki melambangkan kekuasaaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut) dan di India cap telapak kaki melambangkan kekuasaan sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Sedangakn prasasti yang lainnya,yaitu: Prasasti Jambu atau Pasir Kolengkak yang ditemukan di bukit pasir Kolenkak, Prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di Kampung Muara Hilir Cibitung Bulang (Bogor), Prasasti Pasir Awi yang ditemukan di daerah Pasir Awi. Prasasti Muara Ciaten yang ditemukan di muara Ciaten, Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Cilincing,dan Prasasti Lebak atau Cidanghiang yang ditemukan di kampung Lebak. Hampir semua prasasti peninggalan kerajaan terdapat lukisan sepasang kaki, kecuali pada prasasti Muara Ciaten dan Prasasti Tugu. Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara hampir seluruh Jawa Barat.
Kerajaan Tarumanegara menganut agama Hindu Wisnu yang terbukti dari prasasti kebonkopi yang isinya “inilah dua bekas telapak kaki dewa Wisnu,ia adalah yang mulia Purnawarman”,(telapak kaki itu mirip telapak kaki gajah Airawata,yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu).


Seorang musafir Cina mengatakan bahwa di Kerajaan Tarumanegara belum banyak yang beragama seperti dirinya (budha) kebanyakan beragama Hindu dan sebagian lagi beragama kotor. Sumber dari luar negeri (Cina) juga mengatakan demikian,yaitu: berita Fa-Hien,tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao. Chi menceritakan bahwa di Ye-Po-Ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Budha,yang banyak adalah orang-orang yang bergama Hindu dan sebagian masih animisme.
Menurut berita dari Cina, berupa catatan perjalanan Fa-Hien awal abad ke 5 M diketahui bahwa aspek kehidupan ekonomi penduduk yaitu pertanian, peternakan,perburuan binatang, dan perdagangan. Barang –barang yang diperdagangkan antara lain: cula badak, perak, dan kulit penyu. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan, diketahui bahwa kehidupan social berpusat pada kegitan pertanian dan perdagangan.
Penyebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara belum dapat diketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya ke Cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak didapatkan lagi berita. Kemungkina Tarumanegara ditaklukan Sriwijaya ( sepertihalnya tertulis dalam prasasti-prasasti karang berahi). Sehingga dapat diduga runtuhnya Tarumanegara sekitar tahun 669 M oleh serangan Sriwijaya.
Dari uraian di atas, kami mengambil kesimpulan bahwa pengaruh kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu-Budha, tetapi juga pada aspek lain, misalnya aspek politik, ekonomi, social budaya dan lain sebagainya. Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan-peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India. Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri.



SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar